antaranya adalah berupa printf() dan putchar().
Fungsi printf()
Fungsi printf() merupakan fungsi yang paling umum digunakan dalam menampilkan data.
Berbagai jenis data dapat ditampilkan ke layar dengan memakai fungsi ini.
x += 2; kependekan dari x = x + 2;
x -= 2; kependekan dari x = x - 2;
x *= 2; kependekan dari x = x * 2;
x /= 2; kependekan dari x = x / 2;
x %= 2; kependekan dari x = x % 2;
x <<= 2; kependekan dari x = x << 2;
x >>= 2; kependekan dari x = x >> 2;
x &= 2; kependekan dari x = x & 2;
x |= 2; kependekan dari x = x | 2;
x ^= 2; kependekan dari x = x ^ 2;
Bentuk umum pernyataan printf();
printf(“string kontrol”,argumen1, argumen2,...);
String kontrol dapat berupa keterangan yang akan ditampilkan pada layar beserta penentu format
(seperti %d, %f,%c). Penentu format dipakai untuk memberi tahu kompiler mengenai jenis data
yang akan ditampilkan. Argumen sesudah string kontrol (argumen1, argumen2,...)adalah data yang
akan ditampilkan ke layar. Argumen ini dapat berupa variabel, konstanta dan bahkan ungkapan.
Misal :
printf(“%d”,20); /* argumen berupa konstanta */
printf(“%d”,a); /*argumen berupa variabel */
printf(“%d”,a+20); /*argumen berupa ungkapan */
Penentu format untuk data string atau karakter :
Untuk menampilkan data bilangan, penentu format yang dipakai berupa salah satu dari
bentuk dalam tabel di berikut :
Penentu format pada printf()
%c untuk menampilkan sebuah karakter
%s untuk menampilkan sebuah string
%u untuk menampilkan data bilangan tak bertanda (unsigned) dalam bentuk desimal.
%d untuk menampilkan bilangan integer bertanda (signed) dalam bentuk desimal
%i
%o untuk menampilkan bilangan bulat tak bertanda dalam bentuk oktal.
%x untuk menampilkan bilangan bulat tak bertanda dalam bentuk heksadesimal
%X (%x notasi yang dipakai : a, b, c, d, e dan f sedangkan %X notasi yang dipakai : A,
B, C, D, E dan F )
%f untuk menampilkan bilangan real dalam notasi : dddd.dddddd
%e untuk menampilkan bilangan real dalam notasi eksponensial
%E
%g untuk menampilkan bilangan real dalam bentuk notasi seperti %f,%E atau %F
%G bergantung pada kepresisian data (digit 0 yang tak berarti tak akan ditampilkan)
l merupakan awalan yang digunakan untuk %d,%u,%x,%X,%o untuk menyatakan long int
(misal %ld). Jika diterapkan bersama %e,%E,%f,%F,%g atau %G akan menyatakan
double
L Merupakan awalan yang digunakan untuk %f,%e,%E,%g dan %G untuk menyatakan long
double
h Merupakan awalan yang digunakan untuk %d,%i,%o,%u,%x, atau %X, untuk
menyatakan short int.
Contoh di bawah ini akan menjelaskan perbedaan format %g, %e dan %f dalam
menampilkan bilangan real.
/*File program : form_efg.c
Perbedaan format %g, %e dan %f */
#include
main()
{
float x = 251000.0f;
printf(“Format e => %e\n”, x);
printf(“Format f => %f\n”, x);
printf(“Format g => %g\n”, x);
}
Contoh eksekusi :
Format e => 2.510000e+005
Format f => 251000.000000
Format g => 251000
Tampak bahwa penentu format %e menampilkan bilangan dalam bentuk eksponensial. Jika
penentu fomat yang digunakan berupa %f, bagian pecahan secara default akan ditampilkan dalam
bentuk 6 digit. Sedangkan jika digunakan penentu format %g, maka digit yang tak berarti tak akan
ditampilkan.
Untuk menentukan panjang medan yang disediakan bagi tampilan data, maka sesudah tanda
% dalam penentu format dapat disisipi dengan bilangan bulat yang menyatakan panjang medan.
Untuk data yang berupa bilangan bulat, misal pada :
printf(“Abad %4d”, 20);
%4d menyatakan medan untuk menampilkan bilangan 20 adalah sepanjang 4 karakter.
printf(“Abad %4d”, 20);
Untuk data yang berupa bilangan real, spesifikasi medannya berupa
m = panjang medan
n = jumlah digit pecahan
Contoh pada pernyataan :
printf(“Harga : Rp %8.2f\n”, 500.0);
m.n
A b a d 2 0
%8.2f menyatakan panjang medan dari bilangan real yang akan ditampilkan adalah 8 karakter
dengan jumlah digit pecahan 2 buah.
printf(“Harga : Rp %8.2f\n”, 500.0);
Kalau hanya jumlah digit pecahan yang perlu ditentukan, panjang medan tak perlu disertakan,
misal :
printf(“%.2f\n”, 600.0);
printf(“%.2f\n”, 7500.25);
hasilnya :
600.00
7500.25
Untuk data yang berupa string, contoh :
printf(“%12s”, “Bahasa C”);
maka akan ditampilkan sebagai berikut
Tampak dalam berbagai jenis data di atas, penentu format yang mengandung panjang medan,
secara default akan menampilkan data dalam bentuk rata kanan terhadap panjang medan yang
diberikan. Untuk data string yang biasanya dikehendaki untuk ditampilkan dalam bentuk rata
kiri, maka sesudah tanda % pada penentu format %s perlu disisipkan tanda – (minus), contoh :
printf(“%-12s”, “Bahasa C”);
menyatakan bahwa string akan ditampilkan dalam medan dengan panjang 12 karakter dan
diatur rata kiri. Sehingga tampilan di atas berubah menjadi :
/* File program : formatpjg.c
Contoh penggunaan format panjang medan data */
#include
main()
{
int nilai1 = 20;
float nilai2 = 500.0f;
H a r g a : R p 5 0 0 . 0 0
B a h a s a C
B a h a s a C
printf("Abad %5d\n", nilai1);
printf("%10.2f\n", nilai2);
printf("%10s\n", "Bahasa C");
printf("%-10s\n", "Bahasa C");
}
Contoh eksekusi :
Abad 20
500.00
Bahasa C
Bahasa C
Fungsi putchar()
Fungsi putchar() digunakan khusus untuk menampilkan sebuah karakter di layar.
Penampilan karakter tidak diakhiri dengan perpindahan baris.
Contoh :
putchar(‘A’);
menghasilkan keluaran yang sama dengan
printf(“%c”,’A’);
Tidak ada komentar:
Posting Komentar